Pengertian Skoliosis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang membuat tulang belakang terlihat melingkar atau memutar. Biasanya, kelainan ini akan terlihat jelas pada anak-anak dan remaja karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Meskipun skoliosis tidak mematikan, namun apabila tidak diobati dengan baik, kelainan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang serta dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenal lebih jauh mengenai pengertian skoliosis agar kita dapat melakukan tindakan yang tepat dan memberikan perlakuan yang sesuai bagi orang yang mengalami kelainan ini.

Apa Itu Skoliosis?

Skoliosis merupakan jenis kelainan tulang belakang yang terjadi ketika tulang belakang melengkung ke samping secara tidak alami. Pada kondisi normal, tulang belakang seharusnya membentuk kurva yang melengkung ke depan dan ke belakang secara alami. Namun pada penderita skoliosis, tulang belakang melengkung lebih dari 10 derajat, sehingga terlihat seperti huruf ā€œCā€ atau ā€œSā€ ketika dilihat dari samping.

Skoliosis dapat terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan dan kebanyakan terjadi pada usia remaja atau masa pertumbuhan. Selain itu, skoliosis juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, rekayasa konstruksi tulang belakang, dan kondisi medis lainnya seperti kelainan syaraf dan otot.

Jenis-jenis Skoliosis

Skoliosis dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan faktor penyebab atau letak kelengkungan pada tulang belakang. Berikut ini adalah beberapa jenis skoliosis:

1. Skoliosis idiopatik

Jenis skoliosis idiopatik adalah yang paling umum terjadi dan tidak memiliki penyebab yang diketahui secara pasti. Skoliosis idiopatik dapat dibagi lagi menjadi 3 kategori berdasarkan usia saat terdiagnosis:

– Infantile skoliosis (diagnosis pada usia 0-3 tahun)
– Juvenile skoliosis (diagnosis pada usia 4-9 tahun)
– Adolescent skoliosis (diagnosis pada usia 10-18 tahun)

2. Skoliosis kongenital

Skoliosis kongenital terjadi saat tulang belakang tidak berkembang dengan normal sejak lahir. Kelainan pada kromosom atau faktor genetik dapat menjadi penyebabnya.

3. Skoliosis neuromuscular

Skoliosis neuromuscular terjadi akibat adanya kelainan otot dan syaraf yang mempengaruhi tulang belakang. Skoliosis ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis seperti dystrofi otot, cerebral palsy, dan juga Spina bifida.

4. Skoliosis degeneratif

Skoliosis degeneratif terjadi ketika tulang belakang mulai mengalami penurunan kualitas dan kerapuhan seiring bertambahnya usia. Skoliosis ini terjadi pada orang yang sudah cukup tua dan dapat berkembang secara perlahan.

Gejala Skoliosis

Tidak semua orang dengan skoliosis akan merasakan gejala yang sama. Beberapa gejala skoliosis meliputi:

1. Tulang belakang melengkung yang terlihat jelas, terutama saat penderita berdiri tegak.

2. Postur tubuh yang tidak proporsional dan terlihat miring ke satu sisi.

3. Pada beberapa kasus, penderita dapat merasakan sakit di sekitar tulang belakang.

4. Keluhan napas yang disebabkan oleh tulang rusuk yang mengalami penyimpangan akibat kelengkungan tulang belakang.

5. Dalam beberapa kasus, akan terjadi pembengkakan atau benjolan pada tulang belakang akibat kondisi tersebut.

6. Keluhan yang disebabkan oleh masalah saraf, seperti kesulitan untuk menggerakan kaki atau tangan.

Diagnosis Skoliosis

Untuk mendiagnosis skoliosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan juga melihat riwayat kesehatan pasien. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan X-ray atau MRI pada tulang belakang untuk melihat dengan jelas letak kelengkungan dan seberapa beratnya.

Dari hasil pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis dan tingkat keparahan skoliosis yang dialami pasien. Jenis dan tingkat keparahan skoliosis ini akan menjadi faktor penentu dalam menentukan jenis pengobatan yang paling cocok untuk pasien.

Pengobatan Skoliosis

Pengobatan skoliosis dapat dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada tingkat keparahan dan jenis skoliosis yang dialami pasien. Beberapa metode pengobatan skoliosis antara lain:

1. Pemantauan dan observasi

Pasien dengan skoliosis yang ringan dapat diobservasi secara berkala untuk melihat perkembangan kelengkungan tulang belakang. Pemantauan dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan X-ray.

2. Koreksi postur dan latihan fisik

Pasien dengan skoliosis dapat melakukan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan otot dan juga mengkoreksi postur tubuh. Metode ini sangat efektif jika dilakukan pada pasien yang masih dalam masa pertumbuhan.

3. Pemakaian alat bantu

Pemakaian alat bantu seperti korset dapat membantu mengurangi kelengkungan tulang belakang pada pasien dengan skoliosis yang sudah dapat dilihat secara jelas.

4. Operasi

Pasien dengan skoliosis yang sudah sangat berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari dapat dilakukan operasi. Operasi bertujuan untuk memperbaiki bentuk tulang belakang yang sudah mengalami kelengkungan.

Kesimpulan

Skoliosis merupakan jenis kelainan tulang belakang yang dapat timbul pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Beberapa faktor dapat mempengaruhi terjadinya skoliosis, seperti faktor genetik dan juga rekayasa konstruksi tulang belakang. Meskipun demikian, skoliosis dapat diobati dengan berbagai metode seperti observasi, koreksi postur, dan juga operasi. Penting untuk mendeteksi dan mendiagnosis skoliosis pada tahap awal agar pengobatannya menjadi lebih efektif dan berhasil.

Gejala Skoliosis

Skoliosis yang parah dapat menyebabkan gangguan postur atau bahkan menyebabkan kecacatan. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua dan pengajar untuk mengetahui gejala skoliosis pada anak-anak. Berikut adalah gejala skoliosis yang perlu diperhatikan:

1. Punggung bungkuk

Gejala utama dari skoliosis adalah adanya pembengkokan pada tulang belakang sehingga menyebabkan punggung menjadi bungkuk. Pada kasus yang parah, tulang belakang dapat membentuk huruf “C” atau “S”.

2. Asimetri pada bahu dan pinggul

Pada kasus skoliosis yang lebih parah, tulang belakang yang bungkuk dapat menarik tulang bahu atau tulang pinggul sehingga tampak tidak seimbang.

3. Terganggu saat berdiri atau duduk

Anak dengan skoliosis mungkin merasa tidak nyaman saat berdiri atau duduk karena bungkuknya punggung mengakibatkan ketidakseimbangan.

4. Sakit punggung

Skoliosis yang sudah parah dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung karena tekanan pada otot dan jaringan tulang belakang.

5. Kurangnya fleksibilitas

Pada kasus yang lebih parah, skoliosis dapat menyebabkan kurangnya fleksibilitas pada tulang belakang sehingga sulit untuk melakukan gerakan seperti membungkuk atau berputar.

6. Bersinosis

Bersinosis adalah kondisi saat tulang belakang melengkung ke dalam sehingga membuat rongga dada menjadi lebih sempit. Kondisi ini dapat menekan paru-paru dan jantung sehingga mempengaruhi fungsi organ tersebut.

7. Kesulitan bernapas

Sekalipun kondisinya ringan, skoliosis dapat memengaruhi kapasitas paru-paru sehingga akan sulit bernapas ketika melakukan aktivitas fisik.

8. Kram otot

Kondisi skoliosis yang sudah parah dapat menyebabkan kram otot karena adanya tekanan pada otot tertentu yang bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan tubuh.

9. Lemah otot

Kondisi skoliosis juga dapat menyebabkan otot terlepas dari tulang belakang yang melengkung sehingga membuat otot menjadi lemah dan mudah lelah.

10. Sakit kepala

Skoliosis yang parah dapat menyebabkan ketegangan pada otot leher dan kepala sehingga menyebabkan sakit kepala pada anak.

Penyebab Skoliosis

Skoliosis terjadi ketika tulang belakang tumbuh melengkung secara tidak normal, dan bisa disebabkan oleh banyak hal. Ini termasuk faktor genetik, masalah neurologis, cedera atau trauma, kelainan pada otot, dan banyak lagi.

1. Faktor Genetik

Banyak kasus skoliosis dikaitkan dengan faktor genetik. Jika seorang anggota keluarga memiliki skoliosis, kemungkinan besar anak-anaknya juga akan menderita kondisi ini. Skoliosis juga dapat terjadi pada bayi baru lahir karena kelainan genetik atau abnormalitas tulang belakang.

2. Masalah Neurologis

Masalah neurologis seperti kesulitan untuk berjalan atau ketidakseimbangan pada otot dapat menyebabkan skoliosis. Kondisi ini dapat terjadi akibat kelumpuhan otot, seperti yang terjadi pada pasien yang menderita penyakit polio atau cerebral palsy.

3. Cedera atau Trauma

Trauma atau cedera pada tulang belakang atau panggul dapat memicu terjadinya skoliosis. Cedera pada tulang belakang dapat menyebabkan tulang belakang bergeser atau memberikan tekanan pada area lain dari tulang belakang, sehingga terjadi pelengkungan yang tidak normal.

4. Kelainan Otot

Kelainan pada otot, seperti distrofi otot, dapat mengganggu keseimbangan otot dan memicu skoliosis. Distrofi otot merupakan kelainan genetik yang dapat menyebabkan otot menjadi lebih lemah dan mudah lelah. Ketidakseimbangan pada otot dapat memicu terjadinya skoliosis.

5. Kondisi Medis Lainnya

Beberapa kondisi medis, seperti Marfan syndrome, sindrom Down, dan kondisi medis lainnya, juga dapat memicu terjadinya skoliosis. Marfan syndrome menyebabkan tulang dan jaringan ikat menjadi lebih lemah dan mudah meregang. Sementara itu, sindrom Down memiliki efek yang sama terhadap tulang belakang dan jaringan leher.

Dalam beberapa kasus, penyebab skoliosis tidak diketahui. Sekarang, kita telah membahas penyebab skoliosis, mari kita bertujuan untuk melihat berbagai tanda dan gejala skoliosis.

Terimakasih Telah Membaca!

Sekarang kamu sudah tahu betapa pentingnya mengenali dan memahami pengertian skoliosis. Semoga informasi yang kami berikan dapat berguna dan menambah pengetahuanmu tentang kondisi kesehatan ini. Jangan lupa kunjungi kembali website kami untuk mendapatkan banyak informasi menarik lainnya seputar kesehatan dan gaya hidup sehat. Terimakasih telah membaca dan sampai jumpa!